Minggu, 02 Desember 2012

Asal Mula Batu Netak



Kisah nyata zaman dahulu di kampung halaman saya yaitu kisah Batu Netak. Batu yang memotong sungai yang sangat panjang atau sungai tempat penduduk dari beberapa desa mengambil air bersih, mandi, dan sarana untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Yang terdiri dari Desa Sungai Sintang, Desa Sungai Buaya, Desa Sungai Getah, Desa Melingkat, Desa Pelaik, Desa Kerapa Sepan, Desa Buluk Pendek dan beberapa desa lainnya. Terdiri dari 17 Desa dengan lebar sungai tersebut + 12 Meter. Orang-orang atau penduduk disekitarnya memberi nama Batu Netak karena sekitar tahun 1556 pada saat terjadi peperangan antar suku Batu itu tempat pemotongan kepala orang-orang pada zaman dulu.
Setelah berakhirnya peperangan pada zaman itu muncullah kisah-kisah yang mengerikan yaitu kisah munculnya istana dibatu itu beberapa kali dengan disaksikan oleh beberapa penduduk dikampung sekitar batu itu dan sering terdengar suara makhluk tanpa wujud serta terdengar suara ayam berkokok. Dari tahun ketahun tempat itu sering dikunjungi oleh penduduk di kampung disekitar itu kemudian penampakan Istana, Suara-suara aneh mulai menghilang. Kampung didekat batu itu dari tahun 1784 diberinama kampung Batu Netak.
Pada zaman dahulu batu tersebut sangat di takuti oleh penduduk sekitar sehinggar jarang dikunjungi, tetapi dari tahun ketahun hal-hal yang menakutkan mulai menghilang para penduduk mulai menggunjunginya dan hingga sekarang tempat itu tidak ditakuti oleh penduduk-penduduk sekitar karena suara-suara yang menakutkan tersebut sudah jarang terdengar. Sekarang yang sering di dengar hanyalah suara ayam berkokok. Tetapi batu itu sekarang banyak dikunjungi para pemuda kampung untuk mencari ikan bahkan untuk berpotret-potretan serta tempat berkumpul sejumlah pemuda.
Salah satu contoh hasil potretan di Batu Netak yaitu :















Karena dari tahun ketahun penduduk di kampung yang diberi nama Kampung Batu Netak semakin meningkat dan dibentuklah menjadi sebuah desa yang diberi nama Desa Sungai Baung yang terdiri dari tiga Dusun yaitu Dusun Kerapa Sepan, Dusun Sungai Baung dan Dusun Batu Netak.


Pembahasan Nepenthes Waktu SMA



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Kalimantan Barat khususnya kabupaten sintang yang memiliki htan hitrogen dan juga memiliki berbagai jenis nepenthes salah satu nepenthes yang hidup di Sintang adalah jenis Hirsuta. Jenis hirsuta sangat mudah kita temukan di daerah sekitar kita.
Tumbuhan ini sangatlah menarik karena nepenthes sangat banyak macam jenis dan nepenthes ini sering juga disebut orang di daerah Sintang dengan nama Entuyut. Tanaman ini secara umum banyak diketahui oleh orang tetapi orang juga tidak tahu apa manfaatnya dan uniknya tumbuhan ini jadi orang menganggap tumbuhan nepenthes ini biasa-biasa saja, akan tetapi tumbuhan nepenthes ini memiliki manfaatnya juga, terutama nepenthes yang dapat dibudidayakan, dan nepenthes ini juga dapat menghasilkan nilai ekonomis kita, selain itu nepenthes ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat jerat ikan.
Nepenthes yang memiliki bentuk sedemikian rupa ini dapat kita manfaatkan dan kita lestarikan, nepenthes hirsute ini tumbuhnya bisa memanjat dan hidup berdiri sendiri dengan demikian nepenthes ini sangat mudah kita dapatkan dan harapannya agar nepenthes ini tetap lestari dihutan Kabupaten Sintang.  

B.       Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan kelompok kami membahas tentang Nepenthes Hirsuta karena jenis ini endemik terdapat di Kabupaten Sintang. Selain itu tujuan kelompok kami ingin mengetahui manfaat dari Nepenthes Hirsuta dan apakah nepenthes jenis ini termasuk dalam jenis nepenthes yang dibudidayakan di Kabupaten Sintang.

C.      Masalah
Masalah yang kami temui dan kami ketahui dalam penelitian nepenthes ini ialah sebagai berikut :
1.      Kurangnya kesadaran pemerintah terhadap nepenthes
2.      Tidak ada perhatian dari masyarakat
3.      Tidak ada kekompakan dalam kelompok
4.      Belum tahunya manfaat dari nepenthes
5.      Tidak ada kesadaran kita untuk membudidayakan nepenthes


BAB II
PEMBAHASAN MASALAH

1.        Kurangnya kesadaran pemerintah terhadap nepenthes
Sebaiknya pemerintah harus memperhatikan dan mendukung masyarakat dalam pelestarian nepenthes agar nepenthes tetap lestari dan berkembang biak didaerah sekita kita, campur tangan pemerintah ini sangatlah diperlukan kita agar kita dapat melestarikan nepenthes.

2.        Tidak ada perhatian dari masyarakat
Selain pemerintah, masyarakat juga harus ada kesadaran untuk tetap melestarikan nepenthes yang ada dilingkungan sekitar kita, terutama tidak boleh membunuh nepenthes yang ada disekitar kita.

3.        Tidak ada kekompakan dalam kelompok
Tidak ada kekompakan dalam kelompok ini sangat memiliki pengaruh yang tinggi dalam pengamatan makalah, kami hanya beberapa orang yang mengamati nepenthes dan itupun Cuma sedikit kesadaran tetapi kami tetap melakukan penelitian karena kami ingin mengetahui jenis nepenthes yang ada di Kabupaten Sintang dan ingin mengetahui seperti apakah nepenthes itu, khususnya nepenthes Hirsuta.

4.        Belum tahunya manfaat dari nepenthes
Karena masyarakat yang belum tahu manfaat dari nepenthes maka masyarakat menganggap nepenthes tidak ada manfaatnya dan menganggap nepenthes tidak mengandung nilai ekonomisnya, mungkin dengan penelitian ini kami bisa tahu bahwa sesungguhnya nepenthes itu memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan nenepthes dapat dibudidayakan dilingkungan kita.

5.        Tidak ada kesadaran kita untuk membudidayakan nepenthes
Tidak adanya kesadaran kita ini sangat berpengaruh tinggi dengan perkembangan nepenthes yang ada dilingkungan kita, perlu kita sadari karena tidak semua daerah dan wilayah yang memiliki tanaman nepenthes, mungkin dengan adanya kesadaran kita terhadap tanaman ini. Dengan demikian masyarakat akan tahu tentang jenis-jenis nepenthes yang ada disekitar lingkungan kita. 


BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Dari pengamatan dan hasil penelitian kami tentang nepenthes jenis Hirsuta dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.      Nepenthes ini mudah kita dapatkan
2.      Nepenthes hirsuta juga mudah hidup ditanah rawa maupun kerangas
3.      Nepenthes hirsuta kurang cocok untuk dikembangkan sebagai penghias di halaman rumah.
4.      Nepenthes hirsuta juga dapat hidup dan beradaptasi di sembarang tempat

B.       Saran
Pertama dan terutama kami ucapkan terima kasih banyak pada guru bidang study yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk mengamati tumbuhan nepenthes yang ada di Kabupaten Sintang. Kami sadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kritikan dan saran serta motivasi dari teman-teman atau pembaca yang telah membaca makalah ini sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah yang selanjutnya.
Demikian makalah ini kami buat dan tersusun, memuat hasil pengamatan kami tentang jenis nepenthes hirsuta yang ada di Kalimantan Barat khususnya Kabupaten Sintang.

Sabtu, 01 Desember 2012

Makalah Tentang Konflik



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1    Pengertian Konflik
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawa sertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.

  

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1    Definisi Konflik
Ada beberapa pengertian konflik menurut beberapa ahli.
1.     Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.

2.     Menurut Gibson, et al (1997: 437), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain.

3.   Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.

4.  Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk minteraktif yang terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi (Muchlas, 1999). Konflik ini terutama pada tingkatan individual yang sangat dekat hubungannya dengan stres.

5.    Menurut Minnery (1985), Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan.

6.     Konflik dalam organisasi sering terjadi tidak simetris terjadi hanya satu pihak yang sadar dan memberikan respon terhadap konflik tersebut. Atau, satu pihak mempersepsikan adanya pihak lain yang telah atau akan menyerang secara negatif (Robbins, 1993).

7.   Konflik merupakan ekspresi pertikaian antara individu dengan individu lain, kelompok dengan kelompok lain karena beberapa alasan. Dalam pandangan ini, pertikaian menunjukkan adanya perbedaan antara dua atau lebih individu yang diekspresikan, diingat, dan dialami (Pace & Faules, 1994:249).

8.   Konflik dapat dirasakan, diketahui, diekspresikan melalui perilaku-perilaku komunikasi (Folger & Poole: 1984).

9.        Konflik senantisa berpusat pada beberapa penyebab utama, yakni tujuan yang ingin dicapai, alokasi sumber – sumber yang dibagikan, keputusan yang diambil, maupun perilaku setiap pihak yang terlibat (Myers,1982:234-237; Kreps, 1986:185; Stewart, 1993:341).
10. Interaksi yang disebut komunikasi antara individu yang satu dengan yang lainnya, tak dapat disangkal akan menimbulkan konflik dalam level yang berbeda – beda (Devito, 1995:381)

2.2    Teori Konflik
Teori-teori mengenai berbagai penyebab konflik :
1.      Teori Hubungan Masyarakat Menganggap bahwa konflik disebabkan oleh polarisasi yang terus terjadi, ketidakpercayaan dan permusuhan di antara kelompok yang berbeda dalam suatu masyarakat. Sasaran yang ingin dicapai teori ini adalah: Meningkatkan komunikasi dan saling pengertian antara kelompok-kelompok yang mengalami konflik. Mengusahakan toleransi dan agar masyarakat lebih bisa saling menerima keragaman yang ada di dalamnya.

2.      Teori Negosiasi Prinsip Menganggap bahwa konflik disebabkan oleh posisi-posisi yang tidak selaras dan perbedaan pandangan tentang konflik oleh pihak-pihak yang mengalami konflik. Sasaran yang ingin dicapai teori ini adalah: Membantu pihak-pihak yang mengalami konflik untuk memisahkan perasaan pribadi dengan berbagai masalah dan isu, dan memampukan mereka untuk melakukan negosiasi berdasarkan kepentingan-kepentingan mereka daripada posisi tertentu yang sudah tetap. Melancarkan proses pencapaian kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak atau semua pihak.

3.      Teori Kebutuhan Manusia Berasumsi bahwa konflik yang berakar dalam disebabkan oleh kebutuhan dasar manusia – fisik, mental, dan sosial – yang tidak terpenuhi atau dihalangi. Keamanan, identitas, pengakuan, partisipasi, dan otonomi sering merupakan inti pembicaraan. Sasaran yang ingin dicapai teori ini adalah: Membantu pihak-pihak yang menĂ˜galami konflik untuk mengidentifikasi dan mengupayakan bersama kebutuhan mereka yang tidak terpenuhi, dan menghasilkan pilihan-pilihan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu. Agar pihak-pihak yang mengalami konflik mencapai kesepakatan untuk memenuhi kebutuhan dasar semua pihak.

4.      Teori Identitas Berasumsi bahwa konflik disebabkan karena identitas yang terancam, yang sering berakar pada hilangnya sesuatu atau penderitaan di masa lalu yang tidak diselesaikan. Sasaran yang ingin dicapai teori ini adalah: Melalui fasilitas lokakarya dan dialog antara pihak-pihak yang mengalami konflik mereka diharapkan dapat mengidentifikasi ancaman-ancaman dan ketakutan yang mereka rasakan masing-masing dan untuk membangun empati dan rekonsiliasi di antara mereka. Meraih kesepakatan bersama yang mengakui kebutuhan identitas pokok semua pihak.

5.      Teori Kesalahpahaman Antarbudaya Berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh ketidak cocokan dalam cara-cara komunikasi di antara berbagai budaya yang berbeda. Sasaran yang ingin dicapai teori ini adalah: Menambah pengetahuan pihak-pihak yang mengalami konflik mengenai budaya pihak lain. Mengurangi stereotip negatif yang mereka miliki tentang pihak lain. Meningkatkan keefektifan komunikasi antarbudaya.

6.      Teori Transformasi Konflik Berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh masalah-masalah ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang muncul sebagai masalah-masalah sosial, budaya dan ekonomi. Sasaran yang ingin dicapai teori ini adalah: Mengubah berbagai struktur dan kerangka kerja yang menyebabkan ketidaksetaraan dan ketidakadilan, termasuk kesenjangan ekonomi. Meningkatkan jalinan hubungan dan sikap jangka panjang di antara pihak-pihak yang mengalami konflik. Mengembangkan berbagai proses dan sistem untuk mempromosikan pemberdayaan, keadilan , perdamaian, pengampunan , rekonsiliasi dan pengakuan.


2.3    Penyebab Konflik
Faktor Penyebab Konflik
a.         Perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.

b.         Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.

c.     Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda.

d.        Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada. Asumsi setiap orang memiliki kecenderungan tertentu dalam menangani konflik. Terdapat 5 kecenderungan: Penolakan: konflik menyebabkan tidak nyaman Kompetisi: konflik memunculkan pemenang Kompromi: ada kompromi & negosiasi dalam konflik untuk meminimalisasi kerugian Akomodasi: ada pengorbanan tujuan pribadi untuk mempertahankan hubungan Kolaborasi: mementingkan dukungan & kesadaran pihak lain untuk bekerja bersama-sama.

2.4    Akibat Konflik
Hasil dari sebuah konflik adalah sebagai berikut : meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (ingroup) yang mengalami konflik dengan kelompok lain. keretakan hubungan antar kelompok yang bertikai. perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbulnya rasa dendam, benci, saling curiga dll. kerusakan harta benda dan hilangnya jiwa manusia. dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik. Para pakar teori telah mengklaim bahwa pihak-pihak yang berkonflik dapat memghasilkan respon terhadap konflik menurut sebuah skema dua-dimensi; pengertian terhadap hasil tujuan kita dan pengertian terhadap hasil tujuan pihak lainnya. Skema ini akan menghasilkan hipotesa sebagai berikut: Pengertian yang tinggi untuk hasil kedua belah pihak akan menghasilkan percobaan untuk mencari jalan keluar yang terbaik. Pengertian yang tinggi untuk hasil kita sendiri hanya akan menghasilkan percobaan untuk “memenangkan” konflik. Pengertian yang tinggi untuk hasil pihak lain hanya akan menghasilkan percobaan yang memberikan “kemenangan” konflik bagi pihak tersebut. Tiada pengertian untuk kedua belah pihak akan menghasilkan percobaan untuk menghindari konflik

2.5    Contoh Konflik
Ada beberapa contoh konflik yang terjadi di bebbagai belahan dunia antara lain:
Konflik Vietnam berubah menjadi perang. Konflik Timur Tengah merupakan contoh konflik yang tidak terkontrol, sehingga timbul kekerasan. hal ini dapat dilihat dalam konflik Israel dan Palestina. Konflik Katolik-Protestan di Irlandia Utara memberikan contoh konflik bersejarah lainnya. Banyak konflik yang terjadi karena perbedaan ras dan etnis. Ini termasuk konflik Bosnia-Kroasia (lihat Kosovo), konflik di Rwanda, dan konflik di Kazakhstan.




BAB 3
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.

Contoh Konflik :
Konflik Vietnam berubah menjadi perang.
Konflik Timur Tengah merupakan contoh konflik yang tidak terkontrol, sehingga timbul kekerasan. hal ini dapat dilihat dalam konflik Israel dan Palestina.
Konflik Katolik-Protestan di Irlandia Utara memberikan contoh konflik bersejarah lainnya. Banyak konflik yang terjadi karena perbedaan ras dan etnis. Ini termasuk konflik Bosnia-Kroasia (lihat Kosovo), konflik di Rwanda, dan konflik di Kazakhstan.

3.2  Kritik & Saran
Sebagai penyusun, saya akui tidak terlepas dari kesalahan dan keterbatasan. Karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan penulisan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya untuk kemajuan Teknologi Informasi di Indonesia.





DAFTAR PUSTAKA

http://andrie07.wordpress.com/2009/11/25/faktor-penyebab-konflik-dan-strategi-penyelesaian-konflik/
Bottom of Form
Description: http://bid.openx.net/cm?wid=5efb43d3-b163-4c76-ac06-26e4e9db0a1e